Laman

Senin, 17 Oktober 2011

WANITA NGEMIL: BERAT BADAN STABIL, BERIKUT TIPSNYA


Salam PINKERS,

Ngemil merupakan salah satu cara mendapatkan kepuasan dari himpitan tekanan hidup. Padahal, semakin sering ngemil, seseorang makin sering dikejar rasa bersalah karena dihantui kegemukan dan berpola hidup tak sehat. Tak perlu cemas, ada cara ngemil sehat yang bisa Anda coba berikut ini:
1. Ngemil biasanya datang karena stres.
Ya, makan hanyalah pelarian dari kondisi tersebut. Oleh karenanya, temukan penyebab stres Anda hingga tak mencoba mencari penghiburan lewat makanan yang tak menyehatkan. Khusus untuk ibu hamil yang biasanya memiliki mood tak menentu, sediakan camilan sehat terdiri dari buah-buahan atau sayuran.
2. Sebaiknya stok lemari makan atau kulkas Anda dengan makanan sehat mengenyangkan.
Seperti popcorn, roti kering, nasi goreng, jus buah tanpa pemanis, buah dan sayur segar, yogurt rendah lemak, keju rendah sodium dan lemak. Gunakan juga garam substitusi jika Anda membutuhkan.
3. Untuk waktu senggang Anda, sediakan jus anggur atau pir.
4. Pilihlah makanan ringan yang sarat serat, misalnya apel dengan kulitnya.
5. Hindari camilan kaya lemak rendah gizi seperti es krim, keripik kentang dan lainnya.
6. Jangan terlambat makan siang.
Pasalnya, makan siang yang terlambat, akan membuat Anda merasa lapar kembali tiga jam setelah makan. Kalau tidak ngemil, kecenderungan makan dalam porsi yang lebih banyak pada makan malam.
7. Ngemil dilakukan orang saat mood sedang buruk atau stres.
Terkadang, saat keinginan ngemil muncul, kita tidak tahu apa yang sebetulnya kita rasakan. Berikut jenis camilan sehat sesuai mood.

1. Saat bosan: pilih popcorn, wortel, roti batang, asinan, atau nasi goreng sebagai cemilan.

2. Saat kesepian: pilih es krim rendah lemak, yogurt tanpa lemak, pisang atau mangga, sup ayam, keju rendah lemak dengan buah, susu rendah lemak dan kue atau biskuit.

3. Saat Anda merasa betul-betul lapar: sebaiknya konsumsi keju rendah lemak plus buah, yogurt dan buah, sereal dan susu, roti dengan selai apel, pisang dan segelas susu rendah kalori, atau secangkir sup panas dengan sayur dan biskuit.

4. Jika Anda haus: puaskan dengan minum air putih, jus buah, perasan jeruk, semangka, anggur, atau buah kesukaan lainnya.
WASPADALAH..TERHADAP BERAT BADAN ANDA.
BY EUNIKE JULIA FANTONI

WANITA KARIER & WANITA AKTIF: TIPS SEHAT DAN BUGAR


Salam PINKERS,

Sulit rasanya menganut pola hidup sehat jika kita tinggal di kota metropolitan dengan segudang kesibukan. Sekadar duduk dan rileks sejenak bagi sebagian dari kita sudah merupakan kemewahan. Namun kesehatan dapat dijaga sepanjang kita mau berusaha. Tak usah mencari-cari literatur bagaimana menjalani hidup lebih sehat. Kami sudah merangkumnya untuk Anda:
1. Stop merokok
Merokok adalah salah satu penyebab kematian di Amerika. Jika Anda seorang wanita perokok, risiko terserang penyakit jantung dan kanker akan besar, khususnya jika Anda menggunakan alat kontrasepsi oral. Hati-hati terhadap asap rokok di tempat kerja atau rumah.
2. Kendalikan BB
Selain memiliki tubuh ramping yang sedap dipandang, mempertahankan berat badan (BB) mempunyai manfaat besar terhadap kesehatan. Wanita memiliki kecenderungan peningkatan tekanan darah tinggi jika berat mereka 20 pound atau di atas berat yang direkomendasikan. Selanjutnya, jika Anda terlalu gemuk, terutama di sekitar pinggang, Anda berisiko besar untuk beberapa masalah kesehatan seperti diabetes, penyakit jantung dan stroke. Hindari terlalu banyak makan karbohidrat, gula dan makanan berlemak.
3. Jaga kadar kolesterol
Kolesterol yang tinggi merupakan faktor risiko terbesar terserang penyakit jantung dan secara tidak langsung meningkatkan risiko stroke. Menurut Persatuan Jantung Amerika Serikat, seorang wanita pada usia 55 tahun kecenderungan kolesterol akan lebih tinggi dibanding pria.
4. Konsumsi sayur
Banyak-banyak konsumsi makanan kaya serat, misalnya sayur dan buah dengan kandungan kolesterol rendah. Beberapa penelitian menegaskan suatu hubungan antara makan sayur-sayuran dengan berkurangnya risiko kanker. Fokus pada bermacam-macam sayuran segar seperti sayuran berdaun hijau, labu kuning, wortel, brukoli, tomat, bawang putih dan bawang bakung, tak usah picky. Semua ini akan baik untuk Anda.
5. Kurangi lemak
Rekomendasi pengaturan diet adalah untuk menurunkan jumlah lemak yang ada sampai 30% dari kalori. Sumber lemak adalah keju atau margarin, minyak goreng, daging dan semua produk-produk susu. Jika Anda memakai minyak, pakailah minyak zaitun. Jangan sama sekali menghindari lemak, karena zat ini dibutuhkan tubuh.
6. Istirahat
Sangat penting bagi tubuh untuk rileks. Anda dapat melakukan beberapa cara seperti meditasi, bernapas yang panjang, jalan kaki atau bahkan hanya sekadar membaca buku yang disukai.
7. Olahraga
Olahraga dapat menolong Anda hidup lebih sehat, dan bahkan hidup Anda akan lebih produktif. Penelitian baru-baru ini mengindikasikan bahwa perubahan yang sederhana dalam rutinitas hidup Anda sehari-hari akan menguntungkan untuk kesehatan. cobalah parkir mobil Anda agak jauh dan berjalanlah menuju ruangan, naik tangga lebih baik ketimbang bergantung pada lift. Usahakan untuk selalu bergerak.
8. Tes pap smear secara teratur
Tes ini akan mendeteksi perubahan pra kanker leher rahim pada tahap awal. Terapi awal pada kondisi ini akan mencegah penyebaran kanker lebih jauh.
9. Cek tekanan darah
Makin tinggi tekanan darah Anda, semakin tinggi pula risiko terserang penyakit jantung. Konsultasilah dengan dokter Anda untuk membicarakan langkah yang harus diambil untuk tetap menjaga tekanan darah pada tingkat yang sehat.
10. Cek payudara secara teratur
Temui dokter kandungan Anda, tanyakan padanya kapan Anda memulai mammogram secara teratur. Deteksi awal merupakan upaya pencegahan yang disarankan. Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati kan?
SELAMAT MENCOBA.....
 BY EUNIKE JULIA FANTONI

WAJAR BAYI ALERGI TERHADAP SUSU SAPI


Salam PINKERS,

Bayi yang alergi terhadap susu sapi biasanya diberi susu soya (kedelai), bagaimana cara agar bayi/anak anda tidak alergi terhadap susu sapi? Dewasa ini banyak sekali ibu yang tidak bisa memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya. Alasan utama yang dihadapi ibu adalah karena dirinya bekerja, sedangkan ASI sering tidak bisa keluar sehingga tidak dapat disimpan di rumah sebagai persediaan bayi. Untuk mengatasi hal ini, banyak ibu yang bekerja ataupun mengalami kesulitan menyusui akhirnya memutuskan untuk memberikan formula susu sapi sebagai pengganti ASI.
Bila anda memilih untuk memberikan formula susu sapi sebagai pengganti ASI, maka harus waspada bila bayi anda sering buang air besar dan lemas setelah diberi susu sapi. Ada kemungkinan bayi/anak anda alergi terhadap susu sapi. Bayi yang baru lahir sampai dengan usia kurang dari 2 tahun memang rentan terkena alergi susu sapi. Ini dikarenakan tubuh bayi menolak adanya protein yang terdapat pada susu sapi sehingga protein tersebut tidak tercerna dengan baik dan bahkan menimbulkan gangguan pencernaan / alergi yang ditandai dengan sering buang air besar sampai gatal-gatal.
Alergi ini disebabkan karena sistem pencernaan bayi belum mampu mencerna bahan pembentuk protein susu sapi yang memang berbeda dengan bahan pembentuk protein yang terkandung pada ASI (Air Susu Ibu). Atas dasar penolakan tubuh bayi atas protein susu sapi, masyarakat kemudian beranggapan bayi yang terkena alergi susu sapi sebaiknya diganti dengan susu soya/kedelai. Ini dikarenakan komposisi protein yang terkandung dalam susu soya/kedelai berbeda dengan protein susu sapi. Inilah alasan kenapa anda harus mencoba memberikan susu soya/kedelai kepada bayi yang alergi susu sapi.
Namun demikian menurut penelitian, 30% dari bayi yang terkena alergi susu sapi ternyata juga mengalami alergi susu soya/kedelai. Bagi anda yang termasuk dalam 70% lainnya memang masih bersukur bayi anda tidak alergi terhadap susu soya/kedelai. Anda yang termasuk dalam kategori 30% lainnya memang patut waspada, karena bayi anda tetap memerlukan susu sebagai pelengkap asupan gizi lain sebagai pengganti ASI.
Dewasa ini terdapat susu dengan formula terhidrolisa sebagian (partially hydrolyzed) maupun susu dengan formula terhidrolisa penuh (extensively hydrolyzed). Susu jenis ini cocok untuk diberkan kepada bayi yang alergi terhadap susu sapi maupun bayi yang alergi terhadap susu soya/kedelai. Protein yang terdapat pada kedua jenis susu ini telah di potong – potong sedemikian rupa sehingga sistem pencernaan bayi mudah untuk mencerna dan menyerap protein tersebut. Susu ini relative sulit untuk mencarinya jadi sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter anak untuk masalah ini.
Bagi bayi yang terlanjur alergi susu sapi, sebaiknya sangat menghindari komposisi protein susu sapi dalam formula susu sapi maupun makanan lain yang mengandung protein susu sapi agar alergi bayi tidak berlanjut. Alergi yang sangat akut bahkan dapat menimbulkan bahaya seperti kematian yang mendadak.
Riset membuktikan bahwa penyebab utama bayi alergi terhadap susu sapi adalah bayi tidak mendapat kolostrum (ASI yang keluar selama 2-3 bulan pertama sejak melahirkan). Untuk menghindari terjadiny alergi bayi terhadap susu sapi sebaiknya anda memberinya ASI sesegera mungkin setelah melahirkan. Perlu anda ketahui bahwa inisiasi untuk menyusu (oleh bayi) sangat ditentukan di masa-masa tersebut. Ibu pun lewbih mudah menyusui apa bila ibu bisa memberikan kolostrum awalnya kepada bayi.
BY EUNIKE JULIA FANTONI

TIM IKAN SALMON BUAT SI KECIL ( 9 BULAN+ )


tim semi halus
Salam PINKERS,

Ikan salmon ambil dagingnya, haluskan (resep aslinya menggunakan ikan patin)
2 cangkir air matang
2 siung bawang putih, iris halus

2 siung bawang merah, iris halus
Daun salam secukupnya
2 sdm kacang merah, rebus, haluskan
Cara membuat:
1. Masak ikan dengan 2 cangkir air matang, daun salam, bawang merah dan bawang putih, hingga air mendidih
2. Masukkan kacang merah rebus, aduk rata.
3. Sajikan hangat
BY EUNIKE JULIA FANTONI

PACARAN SEHAT DAN TIDAK BERESIKO

Salam PINKERS,

Yang namanya pacaran itu pasti ada efeknya terhadap kehidupan kita. Bisa menimbulkan efek positif, namun bisa juga berdampak negatif bagi kita. Tergantung bagaimana kita yang melakoninya.
Pacaran sih boleh aja, tapi harus mengerti batasannya, apa yang boleh dan enggak boleh dilakukan. Singkatnya, pacaran “sehat” harus jadi pilihan kita kalau enggak mau kena akibatnya. Nah, bagaimana gaya pacaran kita bisa disebut sehat?
1. Sehat fisik
Sehat secara fisik berarti enggak ada kekerasan dalam berpacaran. Biarpun cowok secara fisik lebih kuat, bukan berarti bisa seenaknya menindas kaum cewek. Pokoknya, dilarang saling memukul, menampar, apalagi menendang. (he-he-he…)
2. Sehat emosional
Hubungan kita dengan orang lain akan terjalin dengan baik apabila ada rasa nyaman, saling pengertian dan keterbukaan. Kita enggak cuma dituntut untuk mengenali emosi diri sendiri, tetapi juga emosi orang lain. Dan yang penting lagi adalah bagaimana kita mengungkapkan dan mengendalikan emosi dengan baik. Kita memang enggak boleh juga melakukan kekerasan nonfisik, marah-marah, apalagi mengumpat-umpat orang lain, termasuk pacar kita.
3. Sehat sosial
Pacaran tidak mengikat. Artinya, hubungan sosial dengan yang lain harus tetap dijaga. Kalau pagi, siang, dan malam selalu bareng sama pacar, bisa bahaya lho! Kita enggak bakalan punya teman. Dan bukan enggak mungkin, kita akan merasa asing di lingkungan sendiri. Enggak mau, kan?
4. Sehat seksual
Secara biologis, kita yang masih remaja ini mengalami perkembangan dan kematangan seks. Tanpa disadari, pacaran juga memengaruhi kehidupan seksual seseorang. Kedekatan secara fisik bisa memicu keinginan untuk melakukan kontak fisik. Kalau diteruskan, bisa enggak terkontrol alias kebablasan. Jadi, dalam berpacaran kita harus saling menjaga. Artinya enggak melakukan hal-hal yang berisiko.
Banyak diskusi dan seminar yang membahas masalah pacaran dan seks. Penelitian tentang remaja dan perilaku seksnya pun sudah banyak. Hal ini dikarenakan dalam kenyataannya, banyak remaja yang sudah melakukan aktivitas-aktivitas yang berisiko dan pada akhirnya adalah intercourse.
Nah… kalau sudah sampai ke aktivitas yang ini, bisa gawat! Karena itu, dalam pacaran, mengendalikan diri tuh penting banget.
BY EUNIKE JULIA FANTONI

MUSIK DAN KECERDASAN ANAK

Anak Cerdas dan Kreatif Berkat Alunan Musik

Dibandingkan dengan kemampuan rata-rata anak seusianya, anak dari Ny. Ir. Catharina (30) jauh lebih baik. Ketika berusia dua bulan, anaknya sudah bisa tertawa terbahak-bahak. Di usia 3,5 bulan, sudah bisa melepas kacamata kakeknya. Bahkan, ketika umurnya menginjak empat bulan, sudah bisa bersalaman.
Semua itu bukan tanpa sebab. Ketika hamil, Ny. Catharina ingat cerita orang tuanya bahwa musik klasik karya Wolfgang Amadeus Mozart bisa membuat perkembangan otak belahan kanan janin dalam kandungan menjadi lebih baik sehingga meningkatkan kemampuan afektif si anak.
Dari situlah ia lalu berusaha untuk selalu mendengarkan musik klasik. Dalam perjalanan ke kantornya, musik yang buat banyak orang terasa berat itu terus mengalun dari kaset di dalam mobilnya. Baginya mendengarkan musik klasik bukanlah kegiatan aneh apalagi membosankan karena kebetulan ia pencinta musik klasik. Ia justru terhibur di tengah-tengah kemacetan lalu lintas ibukota.
Kedua belahan otak harus imbang
Mendengarkan musik klasik sebenarnya merupakan bagian dari beberapa stimulasi yang biasanya diberikan oleh ibu hamil kepada janin di dalam kandungannya. Demikian kata Prof. Dr. Utami Munandar dalam seminar “Pengaruh Mendengarkan Musik Klasik terhadap Janin dan Kehamilan“, di Jakarta, November 1998  silam.
Menurut guru besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu, stimulasi tersebut meliputi stimulasi fisik-motorik dengan “mengelus-elus” jabang bayi melalui kulit perut sang ibu, stimulasi kognitif dengan berbicara dan bercerita kepada janin, dan stimulasi afektif dengan menyentuh perasaan bayi. Makin sering dan teratur perangsangan diberikan, makin efektif pengaruhnya.
Pada janin, musik akan merangsang perkembangan sel-sel otak. Perangsangan ini sangat penting karena masa tumbuh kembang otak yang paling pesat terjadi sejak awal kehamilan hingga bayi berusia tiga tahun. Namun, menurut dr. Jimmy Passat, ahli saraf dari FKUI-RSCM, dan Isye Widodo, S.Psi, koordinator Parent Education Program RSAB Harapan Kita, Jakarta, intervensi ini haruslah seimbang. Orang tua sebaiknya tidak hanya menstimulasi kemampuan otak kiri, tetapi juga otak kanannya.
Oleh para pakar, organ pengontrol pikiran, ucapan, dan emosi ini memang dibedakan atas dua belahan, kiri dan kanan, dengan fungsi berbeda. Otak kanan berkaitan dengan perkembangan artistik dan kreatif, perasaan, gaya bahasa, irama musik, imajinasi, lamunan, warna, pengenalan diri dan orang lain, sosialisasi, serta pengembangan kepribadian. Sementara otak kiri merupakan tempat untuk melakukan fungsi akademik seperti baca-tulis-hitung, daya ingat (nama, waktu, dan peristiwa), logika, dan analisis.
Oleh karena itu, bila stimulasi dilakukan secara seimbang, diharapkan anak yang dilahirkan kelak tidak cuma memiliki kemampuan akademik yang baik tetapi juga kreatif. Kalau dia pintar matematika, dia juga mampu berbahasa, menulis, dan mengarang dengan baik.
Sementara itu bagi ibu hamil, musik – terutama yang klasik – bisa membebaskannya dari stres akibat kehamilan. Ini sangat baik sebab, menurut dr. Suharwan Hadisudarmo Sp.OG. MMR, stres yang tidak dikelola dengan baik, akan berdampak buruk bagi ibu yang bersangkutan dan perkembangan janin di rahimnya. Stres pada wanita hamil akan meningkatkan kadar renin angiotensin, yang memang sudah meningkat pada wanita hamil sehingga akan mengurangi sirkulasi rahim-plasenta-janin. Penurunan sirkulasi ini menyebabkan pasokan nutrisi dan oksigen kepada janin berkurang. Perkembangan janin pun terhambat. Hambatan macam ini bisa dihilangkan atau dikurangi bila si ibu mendengarkan musik klasik, terutama karya Mozart.
Memang, tidak setiap ibu hamil menyukai musik klasik. Namun, kalau didengarkan secara berulang-ulang hingga hafal, akan terasa letak indahnya musik klasik ini. Keindahan dan ketenangan inilah yang membuat musik klasik itu istimewa.
Cukup 30 menit sehari
Mungkin semua jenis musik, dari yang tradisional hingga modern, bisa pula dimanfaatkan untuk hal yang sama. Namun, hingga saat ini yang sudah diteliti dan menunjukkan hasil positif baru musik klasik, terutama karya Mozart. Jenis musik ini terbukti efektif dalam menstimulasi perkembangan otak belahan kanan dari janin. Menurut Suzuki (1987), seperti dikutip Utami, bila anak dibesarkan dalam suasana musik Mozart sejak dini, jiwa Mozart yang penuh kasih sayang akan tumbuh juga dalam dirinya.
Mendengar alunan musik yang tenang, jantung si janin berdenyut dengan tenang pula. Bahkan, setelah dilahirkan mendengarkan musik klasik juga memberi pengaruh baik bagi si bayi. Sekadar contoh, seperti diberikan Utami, seorang bayi berusia tiga bulan, yang sejak lahir sering diputarkan musik klasik, mampu menggerakkan badannya sesuai dengan iramanya. Jika irama makin cepat menuju klimaks, gerakan bayi lebih cepat dan aktif, dan ketika musik berhenti dia menunjukkan ketidaksenangan.
Sementara untuk merangsang belahan otak kiri yang bertanggung jawab terhadap kemampuan akademik, tambah Isye, musik dengan syair yang mendidik terbukti memberi pengaruh baik. “Saya menggunakan lagu-lagu anak-anak Indonesia. Itu merupakan eksperimen saya sendiri. Nah, intervensi yang saya gunakan selama ini ternyata ada gunanya. Bayi yang dilahirkan, ketika berusia dua tahun ternyata memiliki kemampuan komunikasi pasif dan aktif seperti anak usia empat tahun. Contoh lainnya, bayi berusia tiga bulan umumnya belum ada tanda-tanda mengeluarkan kata-kata ‘a-e-o’. Tapi bayi yang, ketika masih dalam kandungan, mendapat terapi musik sudah bisa mengeluarkan kata-kata itu, kemampuan berbahasanya lebih cepat,” ungkapnya.
Isye juga menyatakan, lagu anak-anak yang dipilih untuk terapi cukup dua tiga lagu. Musik bersyair itu misalnya lagu anak-anak ciptaan Ibu Sud atau Ibu Kasur. Menurut dia, Pelangi-Pelangi merupakan lagu paling disukai. “Pada akhir lagu itu ‘kan ada syair ‘… ciptaan Tuhan’. Jadi sejak janin, calon anak ini sudah mengenal kata Tuhan,” jelasnya.
Stimulasi perkembangan otak janin ini bisa dilakukan sejak usia kehamilan 18 – 20 minggu. Menurut Harold I. Kaplan, Benjamin J. Sadock, dan Jack A. Grebb, pada usia itu janin sudah dapat mendengar. Dia juga sudah bisa bereaksi terhadap suara dengan memberi respons berupa kontraksi otot, pergerakan, dan perubahan denyut jantung. Bahkan, pada usia itu perkembangan mental emosional janin sudah dapat dipengaruhi musik.
Mendengarkannya bisa dilakukan di mana saja. Namun, untuk tujuan terapi sebaiknya dilakukan di tempat khusus untuk terapi dan dipandu oleh pakarnya. “Di tempat terapi ini akan tercipta suasana kebersamaan. Dengan kebersamaan itu, mereka bisa bertukar pengalaman dan sebagainya, sehingga saat menghadapi persalinan persiapan mental mereka sudah bagus dan rasa percaya dirinya juga bagus,” jelas Isye. Di samping itu ibu hamil dianjurkan pula mendengarkan musik di rumah secara teratur.
Dalam melakukan terapi musik, ibu hamil mesti melalui tahapan relaksasi fisik dan mental sebelum memasuki tahapan stimulasi terhadap janin. “Untuk mencapai rileks fisik saya memberikan relaksasi progresif di mana ibu-ibu mengendurkan dan mengencangkan otot-ototnya, mengatur pernapasan dan sebagainya. Setelah secara fisik rileks, baru memasuki relaksasi mental. Dalam relaksasi mental, saya mengucapkan kata-kata yang bersifat sugesti dan menguatkan. Jadi secara fisik mereka rileks, dan saya membawa mereka ke dalam suasana di mana mereka bisa melupakan semua konflik yang mereka rasakan sebelumnya. Mereka hanya berkonsentrasi untuk terapi. Pada saat diberi instruksi-instruksi untuk relaksasi, diperdengarkan alunan musik yang bisa membangkitkan perasaan rileks. Setelah itu, baru memasuki stimulasi untuk janin,” jelas psikolog yang memperdalam terapi musik di Jerman ini.
Waktu yang diperlukan untuk terapi sekitar 30 menit, untuk relaksasi (10 – 15 menit), dan stimulasi (15 – 20 menit). Di rumah, lamanya mendengarkan musik yang dianjurkan untuk ibu hamil sekitar 30 menit setiap hari. Sebaiknya, saat mendengarkan jarak loudspeaker sekitar 50 cm dari perut. Si ibu bisa melakukannya dalam keadaan istirahat atau aktif seperti membaca atau melakukan senam hamil.
Untuk memperoleh manfaat dari mendengarkan musik, ibu hamil dianjurkan mendengarkan dengan penuh perhatian dan kesadaran. Musik mesti mendapat kesempatan untuk merasuk ke dalam pikiran. Dengan demikian, suara, harmoni, dan irama musik dapat mendorong seseorang untuk bergairah, kreatif, dan menyenangkan.
Bagi yang belum terbiasa mendengarkan musik klasik, sebaiknya dimulai dengan belajar menikmati musik klasik ringan macam gubahan Johann Strauss. Setelah terbiasa bisa dicoba dengan yang lebih berat dan sudah terkenal seperti gubahan W.A. Mozart, Fredric Chopin, dan Ludwig van Beethoven. Berikutnya dicoba musik dengan komposisi lengkap, seperti konser atau simfoni.
Memutar janin sungsang
Uniknya, stimulasi musik klasik juga bisa digunakan untuk memutar posisi janin sungsang menjadi normal. Menurut dr. Ronald David, SpOG, ahli kebidanan dan penyakit kandungan Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya, Jakarta, beberapa jenis musik baroque ciptaan Antonio Vivaldi dan Johann Sebastian Bach, kini digunakan di Kanada dalam upaya memutar letak janin yang sungsang sejak usia 32 – 35 minggu.
Semula upaya memutar letak janin ini dilakukan cuma melalui senam (postural exercise) dengan posisi the breech tilt (berbaring dengan pantat disokong tiga bantal hingga tingginya sekitar 30 cm dari lantai dan lutut ditekuk) yang diperkenalkan pertama kali oleh Marianne B.W. pada 1983. Atau, dengan cara visualisasi (mengubah posisi janin dengan kemampuan mental). Pada tahun 1987 Penny Simkin P.T. menyempurnakan cara senam dengan memadukan senam dan musik.
Dalam memadukan senam dan musik klasik, posisi senam the breech tilt atau knee chest (menungging dengan dada menempel pada lantai) sebenarnya sama saja. “Namun, posisi the breech tilt menimbulkan lebih banyak keluhan pada ibu hamil. Karena itu, kami menganjurkan untuk memilih posisi knee chest,” jelas dr. Ronald.
Dengan posisi itu ditambah dengan gaya gravitasi, kepala janin akan jatuh ke arah fundus uteri. Gaya gravitasi yang terus-menerus menyebabkan kepala janin lebih fleksibel sehingga dagu janin menyentuh dadanya. Berat badan serta penekanan oleh usaha janin sendiri untuk mencari suara musik klasik agar lebih jelas menyebabkan terjadinya perputaran letak lintang dan kemudian menjadi letak kepala.
Untuk tujuan ini, ibu hamil perlu pemeriksaan medis dan pemeriksaan USG terlebih dahulu guna mengetahui letak plasenta. Dari hasilnya bisa diketahui bisa-tidaknya si ibu melakukan senam yang dikombinasi dengan terapi musik untuk mengubah posisi janin. Kalau OK, latihan bisa dimulai. Latihan ini dimulai pada usia kehamilan 32 – 36 minggu. Tempat sebaiknya dipilih yang tenang dan bebas bising. Frekuensinya tiga kali sehari, masing-masing 10 – 15 menit. Latihan sebaiknya dilakukan saat janin aktif dan perut ibu dalam keadaan kosong.
Saat latihan sepasang earphone ditempelkan di bagian perut bawah, tempat kepala janin diharapkan akan berada, dengan bantuan plester atau perekat lainnya. Beberapa penelitian menunjukkan, musik klasik baroque (Vivaldi, Bach, Mozart) lebih baik ketimbang jenis romantic (Chopin, Debussy, Beethoven). Musik rock malah mengganggu putaran janin. Pikiran hendaknya membayangkan janin berputar ke arah yang diharapkan. Bila kepala terasa panas, pusing, mual, latihan dihentikan dan diulang keesokan harinya. Setelah dua minggu latihan, perlu pemeriksaan dokter untuk mengetahui keberhasilannya. Bila belum berhasil, perlu dilanjutkan lagi selama dua minggu dengan lama latihan sekitar 30 menit.
“Kunci keberhasilan senam yang dikombinasikan musik klasik untuk memutar letak bayi ini tergantung motivasi ibu melakukannya,” jelas dr. David. Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan perputaran di antaranya letak sungsang Frank Breech, lilitan tali pusat, plasenta inersi di comu uteri yang berhadapan dengan muka janin, dan kelainan bentuk uteris (bicomis, subseptus).
Saat ini penggunaan musik klasik untuk stimulasi atau terapi bagi janin dan ibu hamil memang bukan hal baru di negara maju macam Prancis dan Jepang. Sebaliknya, di Indonesia baru dicoba sejak beberapa tahun terakhir. Pada tahun 1994 RSAB Harapan Kita, Jakarta, merintis penerapan cara-cara stimulasi atau terapi ini. Setelah itu, beberapa rumah sakit ikut mempraktikkan. Di antaranya RS Atmajaya, RS Pantai Indah Kapuk, dan RS Pluit. Bahkan, terapi musik sudah masuk ke Puskesmas meski baru Puskesmas Tambora, Jakarta Barat yang mempraktikkannya.
Namun, jauh dari pusat-pusat pelayanan kesehatan juga bukan berarti ibu-ibu hamil tidak bisa melakukannya. Mereka bisa mencobanya di rumah sendiri, syukur-syukur bila sempat berkonsultasi denga terapis musik terlebih dahulu.
BY EUNIKE JULIA FANTONI