Laman

Sabtu, 02 Juli 2011

INSPIRASI "DIANTARA DUA JURANG"

Terjebak di antara Rekan Kerja Pemalas & Bos yang Cuek

Juli 2011.
Salam PINKERS,

HIDUP di lingkungan kerja memang tidak selalu menyenangkan. Apalagi jika Anda harus bekerja sama dengan rekan kerja yang pemalas, sementara bos pun tak peduli dengan kondisi yang terjadi pada anak buahnya. Lantas, apa yang harus Anda lakukan?

Dalam lingkungan kerja, hampir selalu ada karyawan yang seolah makan gaji buta. Dia sering datang terlambat dan pulang lebih awal. Saat di kantor pun, kerjanya hanya chatting, memperbaharui status di jejaring pertemanan, berbincang urusan pribadi di telepon, atau berkeliling kantor mengganggu orang orang.

Tentu saja, semua orang sudah paham dengan kebiasaannya. Mungkin juga sudah ada yang menyindirnya. Namun, jika ia tetap tidak mengubah kebiasaannya, maka pertanyaan pun timbul, “apakah dia sadar tentang perilakunya yang buruk itu?”

Menurut Mark Goulston, penulis buku “Just Listen”, beberapa karyawan pemalas memang tidak sadar akan kebiasaannya itu. Saat ditanya, ia kemungkinan juga memiliki alasan atau pembenaran atas perilakunya itu. Namun, ada pula karyawan yang sadar penuh akan perilakunya, namun enggan untuk mengubahnya.

Biasanya ini karena bos mereka membiarkan perilaku anak buahnya yang buruk itu,” kata Goulston, seperti dikutip dari Careerbuilder.

Mengapa bos membiarkannya? Jawabnya, menurut Goulston, karena bos itu ingin menghindari konflik. Bos khawatir bahwa jika bawahannya ditegur, maka efeknya bisa berakibat buruk dan malah akan membuat suasana menjadi lebih buruk lagi.

Padahal sebenarnya, saat bos membiarkan anak buahnya tidak bekerja dengan semestinya, hal ini bisa berdampak pada kerja tim yang dipimpinnya. Walaupun mungkin yang malas hanya satu orang, tetap akan berpengaruh pada moral dan keharmonisan hubungan kerja antar karyawan.

“Tak hanya menambah pekerjaan rekan kerjanya, ia juga bisa menimbulkan prasangka buruk dan disharmoni karena ada karyawan yang bekerja keras dan ada yang tidak,” ujar Ketty Patterson, konsultan komunikasi dan penulis “Crucial Confrontations” dan “Crucial Conversations”.

Menurut Pattison, karyawan yang bekerja keras mungkin akan mempertanyakan, mengapa bos membiarkan karyawannya menjadi pemalas, sementara yang lain harus tetap bekerja keras. “Nah, selagi para karyawan tersebut mengeluh dan memperbincangkan tentang karyawan yang pemalas, saat itulah tanpa disadari mereka sebenarnya menguras energi untuk hal yang kurang bermanfaat dan tentunya secara langsung juga mengurangi produktivitas kerja,” tutur Pattison.

Apa yang harus dilakukan?

Nah, jika Anda terjebak bersama karyawan pemalas dan bos yang tidak peduli, apa yang harus Anda lakukan? Apakah Anda mendiamkan saja atau berbuat sesuatu untuk mengubahnya?
Menurut Jane Goldner, penulis buku “Driven to Success: A 10-Point Checkup for Achieving High Performance in Business”, karyawan harus memperhatikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, bukan malah sibuk mengurusi perilaku si pemalas. Namun, si pemalas juga harus diperingatkan, terutama jika kebiasaan buruknya memengaruhi hasil kerja tim.

“Anda harus bicara kepada si pemalas tentang perilakunya yang buruk. Jika tidak berhasil, maka mulailah menyampaikan masalah ini kepada bos Anda. Katakan kepadanya bahwa perilaku karyawan tersebut sangat mengganggu kinerja tim. Sertakan juga argumen dan bukti nyata agar bos Anda mau mengambil tindakan tegas terhadap si pemalas,” saran Goldner.

Berikut beberapa cara lain yang bisa dicoba:

1. Fokus
Fokuslah pada masalah yang paling mengganggu Anda. Perhatikan kebiasaan atau pekerjaan mana yang paling penting dan tidak bisa diselesaikan si karyawan pemalas dengan baik. Sampaikan kepadanya atau kepada bos tentang masalah tersebut.

2. Pilih kata-kata yang tepat
Sampaikan tentang tanggung jawab masing-masing dan sampaikan kegiatannya yang tidak berguna dengan tidak mengerjakan tugas tersebut. Hati-hati dengan argumen dan pilihan kata Anda, karena ia bisa jadi bertindak defensif.

3. Berbicara dengan baik
Saat berbicara, jangan sampai membuatnya merasa tidak nyaman atau menyalahkannya. Bicaralah dengan bahasa yang baik dan yakinkan ia bahwa Anda akan membantunya mengatasi kebiasaan buruknya. Anda bisa mengatakan, “Saya berharap ada yang membantu saya mengerjakan ini. Tapi saya lihat kamu tidak melakukan apa pun. Bisakah kamu membantu saya agar hasil kerja tim kita menjadi lebih baik?”

4. Bicarakan secara pribadi
Jangan menyinggungnya di depan orang banyak. Bicaralah secara pribadi agar ia merasa lebih nyaman.

5. Berikan kepedulian dan semangat Anda
Bantulah ia untuk segera mengatasi kebiasaan buruknya dengan menunjukkan rasa peduli. Berikan ia semangat untuk bekerja lebih giat. Ingatkan pula dengan bahasa yang baik dan lembut jika ia mulai menunjukkan kebiasaannya yang malas dalam bekerja.

Bila KITA bekerja di kantor dan harus terjebak oleh perilaku REKAN KERJA YANG MALAS dan BOSS YANG CUEK, sebaiknya kita tetap fokus pada bidang kerja kita.

By EUNIKE JULIA FANTONI

INSPIRASI "RANGKUL ORANG YANG MEMBENCI ANDA"

Orang Sukses Selalu Merangkul Pembencinya
 
 Juli 2011.

Salam PINKERS,

Politik di kantor terjadi di semua organisasi. Anda tidak bisa menghindar atau menyangkalnya. Bahkan ketika Anda telah diangkat menjadi pemimpin pun, Anda masih bisa dijatuhkan akibat politik kantor. Karena itu, Anda perlu mengembangkan kemampuan politis untuk menghadapi realita di perusahaan Anda.

Bagaimana cara mengalahkan orang-orang yang menghembuskan rumor tidak sedap, atau menciptakan suasana yang merugikan Anda? Tanyalah pada orang-orang yang sukses.

Saat menghadapi orang-orang yang iri dengan kesuksesan mereka, orang sukses justru akan merengkuh pembenci mereka itu. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan diri menjadi sasaran rekan kerja yang dengki.

Soal iri hati itu sendiri, ada dua jenis yang berbeda: yang baik, dan yang jahat. Menurut sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Psychological Science, Niels van de Ven (Tilburg University) dan koleganya, Marcel Zeelenberg dan Rik Pieters, mendapati bahwa orang-orang dengan rasa iri yang baik akan termotivasi untuk memperbaiki diri mereka, sehingga mereka bisa menjadi seperti orang yang mereka cemburui. Sebaliknya, mereka yang punya rasa iri yang jahat itulah yang akan mencari-cari kesalahan Anda.

Teori ini tetap berlaku dalam kehidupan di luar kantor. Dalam percobaannya, van de Ven dan koleganya tadi mengatakan pada relawan bahwa mereka akan menerima reward senilai 5 euro. Sebagian di antara mereka diberitahu bahwa mereka telah memenangkan hadiah uang tunai karena telah mengerjakan tes dengan baik, sedangkan kelompok yang lain diberitahu bahwa uang itu menjadi hak mereka tanpa ada alasan khusus. Kemudian mereka diminta untuk menyisihkan waktu dan tenaga untuk memberikan nasihat pada orang yang dianggap punya potensi iri hati pada mereka. Mereka yang merasa menjadi sasaran iri hati yang jahat (yang mendapatkan uang tanpa alasan khusus tadi) cenderung menghabiskan lebih banyak waktu untuk memberikan nasihat, daripada mereka yang diberitahu bahwa mereka mendapat uang sebagai bonus prestasi mereka.

Dalam konteks kehidupan di kantor, hasil percobaan ini menandakan bahwa rekan kerja Anda cenderung ingin memperbaiki performa mereka jika mereka berpikir bahwa Anda mendapat bonus karena kerja keras Anda. Tetapi kalau mereka berpikir Anda diangkat karena Anda memang mengejar promosi, menjilat atasan, atau hanya mencoba membuat performa Anda terlihat bagus, maka mereka lebih cenderung ingin menjatuhkan Anda.

Sayangnya, tidak dijelaskan apakah subjek percobaan ini pria atau wanita. Meskipun demikian, bisa dimengerti kalau rasa takut akan menjadi sasaran balas dendam dijadikan motivasi untuk memperlakukan rekan kerja dengan baik.

Ada pepatah yang mengatakan bahwa pria akan membunuh musuh yang lemah, sedangkan perempuan membunuh lawan yang kuat. Bagi pria, melenyapkan seseorang yang lemah akan membuat mereka merasa lebih aman. Namun bagi wanita, yang cenderung bekerja secara individu ketimbang sebagai satu unit di tempat kerja, rasa aman akan ditemukan dengan menghilangkan ancaman, bukan membangun kekuatan. Pria menganggap kompetisi itu menguatkan, sedang perempuan cenderung menganggap satu sama lain agresif atau culas, karena menginginkan kesuksesan yang sama.

Lalu, bagaimana cara membungkam barisan iri hati di kantor ini? Kalau Anda mendadak menerima durian runtuh di kantor (entah itu uang, fasilitas, atau penghargaan), cobalah membagi rejeki tersebut pada yang lain. Misalnya, memesan pizza untuk seluruh departemen (atau setidaknya tim Anda) setelah Anda makan siang dengan atasan, lalu mengumumkan bahwa penghargaan itu diperoleh berkat kerjasama semua yang terlibat dalam projek. Jadi, Anda tidak menjadi satu-satunya orang yang dipuji dan diberi hadiah.
 
 
By EUNIKE JULIA FANTONI
kompas.com

INSPIRASI "BOSAN BEKERJA - DI ATASI YUUK...!!"

4 Trik Atasi Rasa Bosan Bekerja

JULI 2011.

Salam PINKERS, 

Menyelesaikan pekerjaan sama setiap hari memang dapat menimbulkan kejenuhan dalam bekerja. Akibatnya, semangat kerja menurun. Dan, Anda pun tak punya motivasi untuk menuntaskan pekerjaan yang dibebankan perusahaan.

Saat rasa bosan di kantor melanda Anda, jangan didiamkan. Buat diri Anda bersemangat dan termotivasi untuk kembali bekerja. Bagaimana membangkitkan motivasi kerja?

Semangat dan motivasi ada dalam diri seseorang karena dipengaruhi faktor intern dan ekstern, seperti masalah dalam keluarga, sikap dan kebijakan pimpinan yang tidak kondusif, penyakit yang sedang Anda derita, keinginan untuk naik jabatan, atau tergiur bonus yang dijanjikan perusahaan.

Jika tak ada hal negatif pada faktor intern dan ekstern yang membuat suasana hati Anda merosot, semangat dan motivasi seperti bara yang dikipasi, dan memunculkan api yang berkobar-kobar.
Sebaliknya, sedikit saja ada hal negaitf pada kedua faktor tersebut, semangat dapat padam seketika.

Nah, agar Anda tidak ditegur pimpinan, diberi surat peringatan (SP), atau bahkan dipecat perusahaan karena loyo dan dianggap tidak berguna, berikut tipsnya.

1. Pertahankan professionalisme
Perusahaan dan keluarga merupakan dua tempat berbeda dengan kebutuhan dan kepentingan yang berbeda pula, meski Anda hidup di lingkungan keduanya. Pisahkan dunia kerja Anda dengan kehidupan rumah tangga dan keluarga.

Jangan pernah membawa-bawa masalah rumah tangga dan keluarga ke tempat kerja. Dengan cara ini, mood Anda untuk menghadapi pekerjaan, tidak terganggu. Semangat dan motivasi pun utuh, tidak berkurang. Apalagi lenyap.

2. Jangan lupakan tujuan bekerja
Ketika Anda mengirim lamaran pekerjaan, cemas menunggu panggilan, berjuang keras ‘mengalahkan’ pelamar lain saat sesi wawancara, dan akhirnya mulai mengerjakan tugas yang diembankan perusahaan, apa tujuan yang ingin Anda capai dengan semua perjuangan itu?

Penghasilan yang baik agar dapat memenuhi semua kebutuhan, dan dapat hidup nyaman serta terhormat bersama orangtua, istri, dan anak-anak?

Jangan sia-siakan perjuangan itu. Jika saat ini Anda mempunyai masalah dengan perusahaan, cari jalan keluarnya, tapi jangan kendorkan semangat dan motivasi kerja Anda. Jika kinerja Anda merosot, bahkan hingga di bawah standar, percayalah, Anda justru akan menghadapi masalah yang lebih besar, karena bisa saja Anda dipecat dengan tidak hormat.

3. Berpikir positif
Hidup ini penuh dengan masalah. Ini tak dapat diingkari. Sebuah organisasi bernama perusahaan pun pasti begitu. Apalagi karena organisasi ini memiliki begitu banyak karyawan dan aset yang harus dikelola dan dikembangkan dengan baik. Maka berpikirlah positif terhadap perusahaan Anda. Meski Anda tahu ada yang negatif di perusahaan itu, tetap lihat saja sisi positifnya. Ini membantu Anda untuk tetap bersemangat dalam bekerja.

4. Jaga komunikasi
Tak dapat dipungkiri, kebijakan perusahaan dan sikap pimpinan dapat menjadi salah satu faktor yang menurunkan mood karyawan untuk bekerja. Jaga komunikasi untuk mencari solusinya. Jika tidak bisa menghadapi pimpinan atau perusahaan seorang diri, ajak teman senasib untuk menghadapinya. Ruang komunikasi seringkali efektif untuk menyelesaikan masalah, karena umumnya perusahaan tak ingin terjadi gejolak di dalam tubuhnya.
 
TIDAK PERCAYA....?????        LAKUKAN....!!!!!!
Hasil yang besar di awali dari tindakan kecil.

By EUNIKE JULIA FANTONI.

INSPIRASI "CINTA DAN NAFSU"

"CINTA DAN NAFSU"
 JULI 2011,
Salam PINKERS,

Cinta adalah salah satu dari kata-kata yang sering disalahgunakan dalam kosa kata.  Akibatnya makna yang sebenarnya menjadi kabur. Seperti kita Mengatakan "Aku cinta padamu" dan ini tentunya berbeda dengan" Aku cinta Burger"  tampaknya mengandung arti yang sama, namun berbeda.

Mungkinkah memperlakukan orang sebagai burger?
 
Cinta sejati adalah memberikan/menyerahkan diri kepada orang yang  kita cintai secara hakiki.
Nafsu adalah memperlakukan orang-orang seperti burger. sebagai catatan untuk nafsu, nafsu adalah memperlakukan orang dengan tujuan yang egois demi kepentingan sendiri diri untuk mencapai kesenangan. Apa yang dilakukan ketika burger telah memuaskan hasrat ? bila sudah kenyang burger akan tersisa, cepat atau lambat akan dibuang sisa burger tersebut. Itulah sifat nafsu maka berhati-hatilah jangan sampai ada yang memperlakukan anda seperti burger.

Banyak orang merasa seperti itu : dibuang

Ketahuilah memang Nafsu menggunakan orang untuk alasan egois dengan keinginan untuk mencapai tujuan utama yaitu kesenangan duniawi maupun birahi.  Setelah alasan tersebut terpenuhi, orang tersebut akan dibuang.

Cinta, hal yang nyata adalah di sisi lain berlawanan dari nafsu atau berbeda tipis antara cinta dan napsu. Cinta menginginkan apa yang lebih baik dari yang lain. tetapi tidak menggunakan orang lain untuk  mencapai kesenangan bagi diri sendiri. Cinta melihat dengan mata hati. Nafsu selalu terjebak dalam ego sendiri, selaul berpikir bagaimana menggunakan orang lain dalam memuaskan nafsunya.

Pernah mendengar bahwa selama dua orang berada dalam satu perjanjian dalam ikatan perkawinan, itu baik-baik saja. Tapi itu tidak mengubah fakta bahwa Anda sedang digunakan dan Anda menggunakan orang lain. Ingat orang-orang tidak dibuat untuk digunakan, kita dibuat untuk dicintai.

Orang yang hidup dalam menjalani kehidupan nafsu seperti hidup dalam kekosongan. Hanya cinta sejati yang benar-benar dapat memuaskan kita.

Cinta dan nafsu tidak bisa eksis satu sama lain dengan alasan bahwa cinta tidak dapat menunggu untuk memberikan sementara nafsu tidak sabar untuk mengambil.

Waspadalah Terhadap Nafsu yang selalau mengatasnamakan CINTA, Kita diciptakan bukan untuk di pakai tapi untuk dicintai selamanya.
 
By EUNIKE JULIA FANTONI.